LEBAK - Pagi baru saja tiba, namun pria bertubuh gempal ini harus memulai harinya. Dengan berbekal cangkul dan linggis, ia pun harus berjalan kaki untuk ke tempat dimana dia bekerja.
Kedatangannya ke tempat tersebut untuk menggantikan sang kakak yang telah bekerja sejak pagi kemarin. Setiap bongkahan batu diambil oleh pria berkulit gelap ini, untuk mencari butiran emas. Kendati pekerjaannya cukup berat, namun tak membuat pria yang memiliki seorang anak ini untuk bermalas-malasan.
"Kalau lagi dapat, ya untung, kalau lagi enggak dapet, ya buntung. Mau bagaimana lagi?" terang Agun Gunawan, gurandil (penambang tradisional) yang ditemui di lubang galiannya, Desa Warung Banten, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten, Sabtu (1/3/2014).
Pantauan Okezone, tempat bekerja Agun berada di dalam perut bumi, yang dibuat terowongan yang di kanan-dan kirinya hanya di pasang kayu dengan ketebalan rata-rata 5 cm. Ketinggian lubang sekira 1 meter dengan kedalaman lubang 500 meter.
Hal tersebut membuat Agun dan ke 13 rekan seprofesinya harus berjalan jongkok semenjak pintu masuk hingga tempat pemahatan urat emas. "Ya keamanannya enggak ada, taruhannya nyawa. Tapi kalau enggak begini, bagaimana mau cari sesuap nasi?" terangnya.
Agar bisa bernafas, penambang ini menggunakan kompresor bermesin diesel yang lazim digunakan oleh bengkel motor dan mobil.
Aktifitas di dalam tambang pun tampak akrab antara satu penambang dengan lainnya. Mereka beristirahat pun di dalam tambang, seperti makan dan minum dilakukan di dalam lubang galian. Pembagian sitem kerja pun berdasarkan kesepakatan bersama antar penambang.
Hasil galian berbentuk batu dan tanah, diangkut menggunakan kereta dorong tradisional yang terbuat dari kayu. Kereta ini didorong menggunakan tenaga dua orang penambang.
Hasil tambang yang berbentuk emas, mereka jual kepada pengepul yang biasanya datang ketempat mereka atau kepada pemilik modal yang memiliki lubang galian tersebut. "Ya pembagiannya sama yang punya modal," singkatnya.
Para penambang ini pun melakukan aktifitas sehari-hari, seperti memasak, mandi, hingga tidur di saung ini. Mereka pulang hanya untuk mengganti pakaiannya dan bertemu keluarga.
Agun yang hanya mengenyam pendidikan hingga kelas 3 SD ini, berharap pemerintah dapat memberikan pekerjaan yang layak, dengan upah yang cukup. "Kalau saya ditawari kerja yang lain mau. Tapi disini adanya yang seperti ini (penambang emas)," tukasnya.
Harapan para gurandil ini agar dalam melakukan penambangan mereka selamat, tidak di ganggu oleh siapapun dan yang terpenting bagi mereka adalah menghasilkan emas sebanyak mungkin untuk kebutuhan hidup mereka. "Sudah takdir kali seperti ini," tutupnya sambil meraih cangkul untuk melanjutkan pekerjaannya. (ydh)
Sumber : http://news.okezone.com/
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar Anda sangat saya butuhkan!!